Fokus dari Nibras Muslim Fashion Festival Indonesia keempat, yang akan berlangsung di Jakarta pada 1-4 Mei, adalah kualitas, daya saing dan keberlanjutan, kata penyelenggara acara pada hari Senin.

“Muffest 2019 akan diadakan untuk meningkatkan kualitas produk fesyen muslim Indonesia, agar lebih berdaya saing, sekaligus berkelanjutan,” kata Ali Charisma, ketua Indonesian Fashion Chamber (IFC), mengacu pada acara dengan akronimnya.

Festival yang bertempat di Jakarta Convention Center di Senayan ini juga bertujuan untuk mempromosikan industri fashion Indonesia dan mengukuhkan Indonesia sebagai pelopor busana muslim global.

Tema festival tahun ini adalah “singularitas”, menurut Apriani, salah satu panitia penyelenggara.

“Suasana dan atmosfer interior akan bertema ‘cortex’,” katanya.

Di antara desainer yang akan memamerkan karyanya adalah Ria Miranda, Ayu Dyah Andari, Sofie, Hannie Hananto, Aldre Indrayana dan Irna Mutiara. Beberapa koleksi, seperti Koleksi Premium Mandjha Hijab Ivan Gunawan, Raegitazoro dan Noore, juga akan dipamerkan.

Seperti tahun lalu, acara tahun ini akan mencakup pameran ritel, lomba desain busana, dan peragaan busana yang memperkenalkan berbagai gaya, dari gamis nibras terbaru konvensional hingga kontemporer. Semua pengaturan untuk festival tahun ini didasarkan pada prakiraan tren fashion untuk 2019-2020.

Hari kedua acara akan menampilkan 15 desainer muda yang terpilih selama Modest Young Designers Competition memamerkan kreasi mereka, menurut sekretaris IFC, Lisa Fitria.

“Mereka sudah dilatih dan [karyanya] akan dipajang di hari kedua,” ujarnya.

Peluang Menjadi Distributor Nibras

Kolaborasi, seperti kontes Wardah Next Face Muffest 2019 dan kompetisi Wardah Makeup & Hijab Do yang dibawakan oleh perusahaan kosmetik tersebut, akan berlangsung antara tanggal 9 April hingga 23 April. Pemenang akan diumumkan selama festival Nibras berlangsung. Platform e-commerce Tokopedia juga akan mendukung festival dengan menawarkan promosi kepada bisnis yang berpartisipasi untuk memfasilitasi transaksi pelanggan.

Penyelenggara berharap festival ini bisa mempromosikan produk fesyen buatan Indonesia di pasar lokal.

Data yang dihimpun Kementerian Perindustrian menunjukkan, ekspor produk fesyen Indonesia mencapai $ 13,29 miliar pada 2017. Negara ini saat distributor nibras ini merupakan pengekspor produk fesyen muslim terbesar kelima di dunia setelah Bangladesh, Turki, Maroko, dan Pakistan.

Muffest 2019 dihadirkan atas kerja sama dengan Asia Pacific Rayon yang memproduksi viscose-rayon, serat berkelanjutan yang digunakan pada kain.

Fashion Berkelanjutan

Penyelenggara juga ingin menggunakan acara tahun ini untuk mendidik konsumen tentang tren masa depan, termasuk mode berkelanjutan, kata Ali, ketua IFC.

Pengetahuan yang tidak mencukupi di antara pelanggan tentang mode berkelanjutan adalah tantangan utama.

“Tahun depan, kami ingin menyoroti merek-merek besar gamis Nibras  yang memproduksi fesyen berkelanjutan atau etis,” katanya, seraya supplier hijab menambahkan bahwa beberapa konsumen mulai membeli produk yang terbuat dari serat alami, yang dapat terurai secara hayati.

Banyak merek fesyen yang masih berusaha mengganti bahan sintetis dengan serat alami.

“Kita mau bikin produk yang lebih murah, tapi makin rendah kualitasnya makin besar kemungkinan menjadi sampah fashion, jadi tidak lestari. Tapi kalau beli produk yang berkualitas tinggi dan awet, akan lebih lestari,” kata Ali.

Pemerintah mendukung Muffest 2019 melalui instansi terkait, termasuk Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf).

Dalam acara pembukaan pada hari Kamis, dihadiri oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki, ketua Kamar Mode Indonesia (IFC) Ali Charisma menyoroti peran industri mode dalam mendorong perubahan melalui praktik ramah lingkungan.

“Semakin banyak desainer yang mencoba membatasi atau mengurangi limbah seperti kain bekas atau limbah pewarnaan kain. Ini adalah komitmen industri Nibras terbaru untuk menjadi lebih ramah lingkungan demi masa depan yang lebih baik, ”kata Ali.

Salah satu cara yang dipuji untuk membatasi polutan dari industri fashion adalah dengan mengurangi penggunaan poliester, karena penelitian telah Nibras menunjukkan bahwa mikroplastik terlepas dari kain sintetis selama siklus pencucian dan berakhir di laut.